Let’s get started!

Mengapa memulai kembali lebih sulit daripada mencoba untuk pertama kali? same as murajaah hafalan is much harder than menghafal untuk pertama kalinya. Sama seperti mulai menulis setelah bertahun-tahun vacuum dari kegiatan tulis-menulis jauh lebih nyiksa daripada mulai mencoba menulis untuk prtama kali. Same as my current problem.
‘ma, kamu ngeblog dong’
‘ditulis ya sal pengalamannya, biar bagi-bagi ke anak-anak’
‘kamu tulis gih, pengalaman-pengalaman kamu’
Seperti itulah kira-kira dorongan orang-orang sekitar, yang selalu kujawab dengan satu kalimat singkat
‘susah buat mulai nulis lagi’
Dan beberapa berkomentar seperti
‘kenapa susah? kan masih bisa nulis untuk nyatet pelajaran’
‘tulis mah tulis aja, gak usah kebanyakan mikir’
Atau
‘jelas susah, saoalnya kamu selalu ngapus apa yang udah kamu tulis’
that’s so true, for me.
karena baru satu baris tulisan, aku hapus. satu baris lagi, hapus lagi. Kapan itu akan berkembang jadi satu paragraf? satu halaman?
Terlalu banyak kekhawatiran tak beralasan yang menghantui setiap kali mau nulis. Ngerasa tulisan aku jelek, payah, gak meaning, gak layak baca. Gak pede lebih tepatnya.
so what? we’re all still learning
Rasanya gak ada penulis yang langsung berada di puncak kejayaan, semua butuh proses. Semua penulis pernah menjadi pemula bukan?
Aku suka nulis dari pas jaman SD dulu. Nulis apaaaa aja, yang penting nulis. Bahkan bukan cuma di buku tulis, tapi juga di buku pelajaran, di meja atau kursi kelas, di papan tulis saat istirahat atau di buku catatan teman.
I didn’t have any complicated thinking like I do now as I was just a kid.
Waktu SD, aku aktif ikut lomba menulis puisi, cerpen, nulis surat buat presiden dan berbagai lomba menulis lainnya. Ada yang menang, ada juga yang enggak. deg-degan luar biasa tiap kali pemgumuman pemenang lomba dibacakan. Terselip rasa bangga saat memegang piala yang hanya terbuat dari perunggu dan gampang patah. Rasa kecewa menyusup saat tau aku tidak memenangkan lomba yang aku ikuti.
satu rasa yang gak pernah berubah sekalipun aku menang atau tidak. bahagia.
bahagia karena aku merasa berhasil menulis sebuah karya.
bahagia karena aku terpilih menjadi perwakilan kelas atau sekolah untuk mengikuti lomba-lomba itu.
bahagia karena at the very least, aku telah mencoba.
no regrets 😀
see? sekarang malah keasyikan nulis dan gak bisa berhenti. Semoga ini menjadi awal yang baik.

Daelim Hotel, Daejeon, South Korea
Pukul sembilan lewat lima puluh tujuh menit waktu Korea Selatan

Leave a comment